SALATIGA - Prajurit Yonif 411/Pandawa Kostrad mengikuti upacara Peringatan Hari Pahlawan ke-78 bertempat di halaman Kantor Wali Kota Salatiga, Jawa Tengah, Jum'at (10/11/2023).
Kota Salatiga adalah kota kelahiran para tokoh-tokoh Pahlawan Nasional seperti Laksamana Madya TNI Yosaphat Soedarso, Laksamana Muda Udara Anumerta Agustinus Adisutjipto, dan Brigadir Jenderal Soediarto.
Baca juga:
Korem 071/Wijayakusuma Gelar Doa Bersama.
|
Bertindak sebagai Inspektur Upacara Ketua Veteran cabang Salatiga Bapak Suparjo, Pj Walikota Salatiga Drs.Sinoeng Noegroho Rachmadi sebagai Komandan Upacara.
Suparjo membacakan amanat Menteri Sosial RI mengatakan, tanggal 10 November merupakan hari yang sangat bermakna bagi kehidupan kita berbangsa dan bernegara.
Peringatan hari Pahlawan ke-78 dengan mengusung tema “Semangat Pahlawan Untuk Masa Depan Bangsa Dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan”.
Untuk menjawab ancaman penjajahan modern yang kian nyata, mengingat kita merupakan pasar yang besar dan dikaruniai begitu banyak sumber daya alam yang luar biasa.
“Inilah tantangan sesungguhnya bagi generasi penerus untuk mengelola kekayaan alam dan juga potensi penduduk Indonesia bagi kejayaan Bangsa dan Negara, ” ungkap Suparjo.
Dengan berbekal semangat dari para pejuang 10 November. Tidak mudah memang, tapi pasti bisa, karena Pahlawan Bangsa telah mengajarkan kita nilai perjuangan, nilai yang jika kita ikuti niscaya membawa jejak kemenangan.
"Kita bukan bangsa pecundang, kita tidak akan pernah rela untuk bersimpuh dan menyerah kalah, sebesar apapun ancaman dan tantangan akan kita hadapi, " tandasnya.
Berbekal bambu runcing, para Pahlawan menghadapi musuh yang merupakan pemenang perang dunia dengan persenjataan terbaiknya. Rakyat, para tokoh dan pemuka agama bersama laskar-laskar pemuda dan pejuang dari seantero Nusantara, semuanya melebur menjadi satu. Merdeka atau Mati.
“Bersyukur saat ini, semangat untuk berantas kebodohan dan perangi kemiskinan dapat dilihat dan dirasakan denyutnya di seluruh pelosok Negeri, " ungkapnya.
“Semangat Pahlawan Tahun 1945 yang membawa kita menolak kalah dan menyerah pada keadaan, sehingga menyatukan kita untuk mewujudkan kehidupan yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur dan mencerdaskan kehidupan bangsa dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik, " ungkap Suparjo diakhir amanat Menteri Sosial RI.
Editor : JIS Agung
Sumber : Penkostrad